Wednesday, 27 February 2019
Batik Banyumas
Dibandingkan dengan batik pesisir yang lain, batik Banyumas paiing dekat ke batik Solo. Maklumlah letaknya bukan di pesisir. Di masa yang lalu orang Banyumas mendapat tugas menjadi penjaga perbatasan dan penarik pajak untuk keraton. Batik Banyumas biasa disebut banyumasan dan memakai sogan yang agak kuning kemerahan, seperti yang dibuat oleh Jonas, pembatik keturunan Belanda di Solo. Warna Iatarnya gading, lebih muda dari batik Solo dan mengilhami warna latar gumading pada batik Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut yang berdekatan.
Di Banyumas dikenal corak batik yang disebut ayam puger, konon nama itu diilhami oleh kedatangan Pangeran Puger ke kawasan itu, saat mengungsi dalam perang saudara di Mataram. Ragam hiasnya banyak dipengaruhi ragam hias Solo seperti parang curiga, lar, tambal dsb. Namun mempunyai corak khas sendiri seperti plonto galaran seling parang klitik, godong lumbu atau daun keladi, jahe serimpang dan ayam puger. Di sini, batik tulis Iebih banyak dibuat oleh keluarga ningrat Banyumas seperti keluarga Pangeran Arya Gandasubrata yang menjadi bupati di sana 1913-1933. Bupati itu mcnciptakan corak parang gandasuli dan madu bronto untuk keturunannya.
Kalau di masa yang lalu pembatikan banyak dikelola oleh perempuan, maka di Banyumas pria pun ada yang menjadi pembatik. Kita juga ingat, bahwa salah seorang perintis batik belanda yang andal, Ny. Catharina Carolina van Oosterom yang mulai membuka pembatikan di Ungaran dekat Semarang sekitar tahun 1845-an, pada tahun 1855 pindah ke Banyumas.
Perempuan Indo—Be1anda yang sudah sukses di Ungaran itu, ternyata berhasil pula di tempat yang baru. Ia menghasilkan kain-kain yang kepalanya indah terdiri atas berbagai variasi pasung dan badannya sangat variatif, umumnya berbau Eropa, mulai dari bunga, buah anggur, berbagai binatang, sampai malaikat, Cupido yang suka menembakkan panah asmara dan dongeng-dongeng.
Warn-wamanya merah kelam, biru atau hitam dan krem, yang agak berbeda daripada di Ungaran, mungkin karena pengaruh air tanah yang berbeda. Batik—batiknya populer di kalangan wanita keturunan Cina. Karena itu juga ia membuat batik dengan motif dari mitoiogi Cina. Karyanya juga disukai kalangan masyarakat Bandung yangsejak dulu merupakan pusat mode dan pernah dijuiuki Parijs van Java, Paris dari Jawa. SepĂ©rti di mana-mana, di sini pun dijumpai pemilik pembatikan Cina pcranakan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write komentar