BATIK WAYANG
Batik laksana wayang beber ini dibuat di pembatikan Nyonya Carolina
Maria Meyer~ de Batts sekitar tahun 1870-1880. Ny. Meyer adalah seorang
wanita Indo-Belanda yang lahir di Yogya dan meninggal di Pekalongan.
Tropenmuseum di Amsterdam juga mempunyai kain kuno bermotif wayang
yang menceritakan cerita Panji. Namun yang ditampilkan dalam batik Ny.
Meyer ini adalah cerita Wayang yang diilhami kakawin Arjuna Wiwaha
karangan Mpu Kanwa sekitar tahun 1030, yaitu pada masa pemerintahan Raja
Airlangga (1019-1042) di Iawa Timur.
Menarik sekali bahwa selain tokoh-tokoh wayang, lengkap dengan
gunungannya, pada kain ini kita melihat tumbuh-tumbuhan seperti manggis
dan juga burung hong dan burung lain, serta kalajengking, kaki seribu,
capung, laba-laba, cecak, kelelawar dan kupu-kupu yang ukurannya tidak
proporsional dibandingkan dengan ukuran manusia dan dewa di kain itu.
Walaupun motif utama pada kain ini diberi warna biru dari bahan indigo
dan dibuat di Pekalongan, tetapi warna merah tepinya dibuat di Lasem.
Latarnya yang putih tua diberi hiasan cocohan, yaitu titik-titik yang
dibuat dengan menusuk-nusukkan alat yang ujungnya berupa deretan jarum
pada kain yang sudah ditutupi malam, sebelum pencelupan.
Berikut ini cerita Arjuna Wiwaha versi wayang.
CERITA WAYANG
1. Seorang raksasa sakti bernama Niwatakawaca bersiap-siap menyerbu kahyangan kediaman Batara Indra. Raksasa itu tidak bisa dikalankan olen dewa rnaupun raksasa. Ia nanya bisa dikalankan olen manusia. Jadi, para dewa berunding mencari manusia yang tepat untuk rnengnadapi raksasa itu. Pilinan aknirnya jatuh pada Arjuna. Namun ia sedang bertapa memohon kesaktian di G. lndrakl|a.Tapi mau dan mampukan Arjuna mengalankan Niwatakawaca?
2. Batara Narada nnengutus tujuh bidadari cantik, diantaranya Dewi Suprabha untuk menggoda Arjuna yang sedang bertapa. Ternyata Arjuna tidak tergoda. Sekali lagj Arjuna diuji. Batara Indra mendatangjnya dengan menyamar sebagai resi tua. Arjuna nnenghentikan tapanya sejenak untuk rnelayani.Terungkaplah tujuan Arjuna bertapa, yajtu meminta kesanggupan rnenegakkan keadilan, Indra pulang dengan keyakinan Arjuna mau rnembantu dan Batara Guru akan berkenan menganugerahkan senjata pannungkas kapada Arjuna
3. Niwatakawaca rnendengar apa yang terjadi di Indrakita diutusnya seorang raksasa bernama Mamangmuka untuk rnennbunuh Arjuna. Mamangmuka dalarn wujud seekor babi hutan mernbuat kegaduhan di pertapaan Arjuna. Arjuna keluar dan rnemanah babi hutan itu. Pada saat yang bersarnaan, rnuncullah Batara Guru yang menyarnar sebagai seorang pernburu dan suku Kirata dan melepaskan anak panah juga. Anak panah mereka sarna-sama rnengenai babi nutan itu.
4. Mereka bertengkar, masing-masing mengaku dirinyalah yang rnernbunuh babi hutan itu terjadilah perang tanding yang seru. Saat Arjuna hampir kalah, ia tidak mau rnelepaskan kaki lawannya, Saat itulah Batara Guru nnenampakkan jati dirinya dan memberi Arjuna anak panan Pasopati yang tidak bisa dinindari lawan. Lalu dating utusan Dewa Indra, rnerninta Arjuna membantu mernbunuh Niwatakawaca. Arjuna bersedia.
5. Di kahyamgan diaturlah strategi umtuk memgetahui titik kelemaham raksasa itu. Dewi Suprabha yang samgat camik dan sudah lama menjadi incaran Niwatakawaca pura-pura meminta perlimdurngan kepada sang raksasa. Niwatakawaca sangat senang. Berkat rayuan Suprabha, diketahuilah bahwa kelemahan raksasa itu terletak pada langit-langit mulutnya. Sememara itu, Arjuna yang memakai aji pamglimunan untuk tidak tampak, selalu mendampingi Suprabha supaya tak dapat disemuh oteh Niwatakawaca.
6. Dewi Suprabna merninta Niwatakawaca untuktidak menyentuhnya sampai keesokan harinya, Niwatakawaca mengabulkan permintaan itu. Namun, begitu rnengetahui kelemahan raksasa itu, Arjuna segera rnelarikan Suprabha kernbali ke kahyangan Batara Indra. Ketika menyadan ia kena tipu, Niwatakawaca tentu saja sangat gusar. Bersama Momongdono dan Buto Cakil ia langsung menyerbu kahyangan tempat Dewa Indra. Karena para raksasa itu sangat sakti, lawannya pun Segera kocar-kacir.
7. Arjuna mernbaur di antara tentaranya. Para punakawan rnernancing Niwatakawaca agar marah. Raksasa itu berkoar~koar karena sangat murka. Akibatnya, ia tidak waspada. Saat mulutnya terpentang lebar, Arjuna segera melepaskan anak panannya. Karena ia pemanah yang ulung, anak panannya tepat menancap di iangit-langit mulut raksasa itu. Nwatakawaca pun langsung tewas. Anak buahnya pun bias dikalahkan dengan mudah.
8. Sebagai imbalan atas jasa Arjuna, ksatria Pandawa itu langsung dinikahkan dengan tujuh bidadari, diantaranya dengan Dewi Suprabha dan Dewi Tilotama. Namun, tujuh hari kemudian atau tujuh bulan menurut hitumgam di bumi, Arjuna pamit untuk kembali kepada saudara-saudaramya di bumi. Walaupum hidup di kahyangan lebih meyenangkan, tetapi batinnya terdorong umtuk menegakkan keadilan di kalangan manusia di bumi.
.
No comments:
Write komentar