Tuesday, 26 February 2019
OEY SOE TJOEN (1901-1975)
Di daerah Kedungwuni, Pekalongan, pengusaha batik “dari kalangan Cina peranakan yang menghasilkan batik paling halus dan paling indah di masa keemasan batik tuiis adaiah Oey Soe Tjoen yang memulai usahanya tahun 1930. Istrinya, Kwee Tjoan Giok Nio atau Kwee Nettie, memainkan peranan penting dalam memajukan usaha mereka. Namun kalau ia menandatangani batik keluaran mereka dengan namanya sendiri, batik itu tidak selaris kalau diberi nama suaminya. Akhirnya, batik keluaran mereka seluruhnya diberi nama sang suami. Keduanya berasal dari keluarga pengusaha batik, tetapi bukan batik tulis, naelainkan batik cap. Oey dari Kedungwuini, beberapa kilometer dari kota Pekalongan dan isttinya dari Batang. Diduga, pembatikan mereka yang mempekerjakan 150 orang lebih besar dari pembatikan E. van Zuylen yang menghasilkan batik belanda di Pekalongan pada waktu itu. Usaha pembatikan mereka diteruskan oleh anak mereka, Muljadi Widjaya dan istrinya, M. Istiyanti Setiono. Cucu perenapuan mereka, Oey Kiem Lian kini sudah terjun ke bisnis itu juga. Sebenarnya banyak juga pembatik terkemuka yang terpaksa menghentikan usahanya karena keturunannya lebih suka memilih bidang usaha atau pekerjaan lain. Di daerah Pekalongan, pembatikan sejak dulu dikelola oieh wanita. M. Istiyanti Setiono yang sampai saat ini masih berusaha menghidupkan batik tulis halus, mendapat didikan dari mertuanya, Kwee Nettie. Betikut ini beberapa batik yang dihasilkan oleh suami-istri Oey Soe Tjoen dan Kwee Nettie.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write komentar